Fakta Dinamika 77 Tahun Indonesia
1 BENDERA HITAM DI ATAS 1 MOTOR DIANTARA 1000 BENDERA MERAH PUTIH DI ATAS 1.000 MOTOR
Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA
Ada 1001 orang menggunakan motor dan dari 1001 itu hanya 1 orang yang bernama WISDOM FREE MAN menggunakan motor dan di atas motornya memasang 1 bendera hitam dan bertuliskan BENDERA MATI. Sementara 1.000 orang yang menggunakan motor memasang di atas motor mereka 1.000 bendera Merah Putih.
Ada pemeriksaan di jalan dan pada saat pemeriksaan, petugas tangkap dan menahan pengguna motor yang memasang 1 bendera warna hitam yang bernama Wisdom Free Man. Sementara 1.000 orang yang memasang bendera Merah Putih di atas motor, mereka bebas melanjutkan perjalanan.
Petugas tanya 1 orang yang memasak bendera berwarna hitam di atas motornya sebagai berikut:
PETUGAS :
“Siapa nama Saudara?
Pemasang 1 bendera warna hitam menjawab: Nama saya, Wisdom Free Man.
PETUGAS:
“Saudara Wisdom Free Man, kenapa Anda memasang bendera warna hitam bertuliskan: Bendera Mati. Anda lihat, 1.000 orang pengguna motor memasang di motor mereka 1.000 bendera merah putih. Hanya Anda sendiri yang tidak hargai hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945-17 Agustus 2022 yang ke-77.”
WISDOM FREE MAN menjawab:
“Memang benar, saya tahu dan saya hargai sertai hormati HUT RI ke-77.
Tapi, saya lihat pada HUT RI ke-77 ini ada kematian hukum dan keadilan di Indonesia:
- Hukum sudah mati di Indonesia;
- Ekonomi sudah mati di Indonesia karena utang luar negeri 7000 triliun;
- Keadilan mati di Indonesia;
- Kebebasan berpendapat, khususnya di Tanah Papua sudah mati;
- Orang Asli Papua di Nduga, Intan Jaya, Puncak, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Maybrat, Dogiyai diusir dari Tanah mereka, tidak ada kehidupan, ada hanya kematian;
- Kasus Biak berdarah 6 Juli 1998 sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia;
- Kasus Abepura berdarah 7 Desember 2000 sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia;
- Kasus Wamena berdarah 6 Oktober 2000 sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia;
- Kasus Wasior berdarah 13 Juni 2001
sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia; - Kasus pembunuhan Theodorus (Theys) Hiyo Eluay dan penghilangan Aristoteles Masoka (sopir Theys) sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia;
- Kasus pelanggaran berat HAM pada 4 April 2003 di Wamena sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia;
- Kasus Paniai berdarah 4 siswa ditembak TNI pada 8 Desember 2014, ditetapkan pelaku hanya 1 orang anggota TNI yang sudah tua dan juga pensiunan bernama: Pak IS, karena
sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia; - Kasus pelanggaran berat HAM 23 September 2019 di Wamena sudah tidak ada hukum karena hukum dan keadilan sudah mati di Indonesia.
Jadi, saya pasang bendera berwarna hitam bertuliskan: “Bendera Mati” karena selama 77 Tahun hukum sudah mati, keadilan sudah mati, demokrasi sudah mati, rakyat Indonesia pikul beban utang luar negeri 7000 triliun.
Pada HUT RI 77 ini tidak ada yang dibanggakan. Pengguna 1000 Bendera Merah Putih itu mungkin mereka tidak sadar, mereka sebenarnya banggakan apa dan merayakan apa? Apakah merayakan kematian hukum, demokrasi dan keadilan di Indonesia?
PETUGAS:
Cari-cari Pasal makar untuk menjerat Wisdom Free Man untuk ditahan dan dipenjarakan tapi sampai saat ini petugas belum ketemu pasal yang pas. Mungkin Pasal Teroris?? Atau Pasal KKB???
WISDOM FREE MAN adalah orang memiliki hikmat dan orang bebas atau merdeka, maka tidak mau ikut-ikutan memperingati kematian hukum, kematian keadian di Indonesia.
Doa dan harapan saya, para pembaca sadarlah dan jangan hidup dalam kebohongan dan kemunafikan.
Ita Wakhu Purom, 17 Agustus 2022
Penulis:
- Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
- Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
- Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
- Anggota Baptist World Alliance (BWA).
NO HP/WA: 08124888458