Artikel: Membangun Solidaritas
AJAKAN/MENGUNDANG SAUDARA-SAUDARA PENDATANG ATAU NON PAPUA DI TANAH PAPUA BARAT UNTUK MELAWAN RASISME DAN MILITERISME
“Penulis menyampaikan, rakyat dan bangsa West Papua berjuang bukan untuk mengusir orang-orang Melayu atau pendatang yang datang untuk berada, hidup, berkarya bersama kami di Tanah leluhur kami West Papua. Pendapat mengusir pendatang itu sangat berlawanan dari misi, spirit, cita-cita, doa dan harapan perjuangan rakyat dan bangsa West Papua. Pemikiran mengusir kaum pendatang itu tidak ada tempat dan tidak ada ruang di hati dan pikiran serta agenda bangsa West Papua di Tanah Melanesia ini.”
“Saudara-saudara para pendatang, Anda tidak dilawan dan Anda tidak diusir. Anda sahabat kami. Anda sudah kami terima di paha kami untuk hidup dan tinggal bersama kami di atas Tanah Milik dan leluhur bangsa West Papua.” (Sumber: Melawan Rasisme dan Stigma di Tanah Papua: Yoman, 2020: 87, 90
Yang menjadi musuh dan dilawan rakyat dan babgsa West Papua ialah Rasisme, Militerisme, Ketidakadilan, Pelanggaran berat HAM, Kapitalisme dan Kolonialisme sebagai akar konflik dan akar persoalan Papua.
Rakyat dan bangsa West Papua juga melawan dan menolak stigma, mitos dan label: separatis, makar, opm, kkb dan terorits. Karena, stigma, label dan mitos ini HANYA Topeng dan Tameng atau Wayang yang diproduksi dan dipelihara dengan moncong senjata untuk menyembunyikan akar konflik atau persoalan Papua, yaitu: Rasisme, Militerisme, Ketidakadilan, Pelanggaran berat HAM, Kapitalisme dan Kolonialisme sebagai akar konflik dan akar persoalan Papua.
Black Lives Matter dan Papuan Lives Matter” adalah tema yang relevan dan mendesak untuk disuarakan dan diperjuangkan bersama untuk kemuliaan martabat kemanusiaan dan kesamaan derajat tanpa membedakan latar belakang, pandangan politik, keyakinan iman dan status sosial untuk menciptakan dunia yang harmoni dan perdamaian permanen di Papua, di Indonesia dan di seluruh dunia.
Artinya, orang Kristen harus menjadi penjaga dan pelindung saudara-saudara Muslim, Hindu, Budha, Konghucu dan Atheis dan sebaliknya. Jika setiap orang memiliki standar moral, maka perilaku dua orang anggota TNI Angkatan Udara di Merauke pada 26 Juli 2021 terhadap seorang sipil itu tidak perlu terjadi. Apa lagi orang yang bisu dan tidak membahayakan orang lain.
Mari, Saudara-Saudara pendatang jangan menjadi diam dan menjadi penonton ketika martabat kemanusiaan kami dihinakan dan direndahkan oleh penguasa kolonial modern Indonesia yang lalim, kejam dan barbar serta keparat ini.
Ingat! Akar konflik Papua atau Akar Masalah Papua:
1. RASISME;
2. MILITERISME;
3. KETIDAKADILAN;
4. PELANGGARAN BERAT HAM;
5. KAPITALISME; dan
6. KOLONIALISME.
Prof. Dr. Franz Magnis dan Pastor Frans Lieshout, OFM, tentang keadaan yang sesungguhnya di Papua.
“Situasi di Papua adalah buruk, tidak normal, tidak beradab, dan memalukan, karena itu terutup bagi media asing. Papua adalah LUKA MEMBUSUK di tubuh bangsa Indonesia…kita akan ditelanjangi di dunia beradab, sebagai bangsa biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua, meski tidak dipakai senjata.” (Sumber: Prof. Dr. Franz Magnis: Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme Bunga Rampai Etika Politik Aktual, 2015:255,257).
Sedangkan Pastor Frans Lieshout, OFM, mengatakan:
“Orang Papua telah menjadi minoritas di negeri sendiri. Amat sangat menyedihkan. Papua tetaplah LUKA BERNANAH di Indonesia.” (Sumber: Pastor Frans Lieshout,OFM: Guru dan Gembala Bagi Papua, 2020:601).
Doa dan harapan penulis, para pembaca, terutama Saudara-Saudara Pendatang mendapat berkat pencerahan dan bersedia berdiri bersama kami dengan semangat martabat kemanusiaan dan kesetaraan derajat.
Waa…Waa….Kinaonak!
Ita Wakhu Purom, Kamis, 29 Juli 2021
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua;
2. Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua Barat (WPCC)
3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
4. Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).
===========
Catatan: Miliki buku berjudul:
1. Melawan Rasisme dan Stigma di Papua (2020);
2. Jejak-Jejak Kekerasan Negara dan Militerisme di Tanah Papua (2021).
3. Kami Bukan Bangsa Teroris (2021)
Kontak Person: Maiton Gurik/Kiwo: HP 081258915274