Dalam buku : KAMI BUKAN BANGSA TERORIS, karya Dr. ( Socratez S.Yoman, 2021 : 119 ) terungkap :
“Kebanyakan rakyat Indonesia yang mayoritas belum berpendidikan yang layak, maka pemerintah Indonesia dengan mudah mengontrol dan membangun serta mengawasi opini publik dengan media-media utama yang dikendalikan dan diawasi oleh militer. Banyak berita hoaks, stigma, mitos, dan label yang diproduksi dengan dikelola, dimanipulasi dan digunakan secara massif untuk kepentingan bisnis para jenderal dan para pemilik modal atau pengusaha di Papua.”
“Mitos, hoaks, stigma dan label terhadap Penduduk Orang Asli Papua, seperti: separatis, makar, OPM, KKB, dan label terbaru teroris, semuanya hanya tujuan ekonomi dan politik. Para petinggi Negara, para jenderal TNI-POLRI dan para politisi yang selalu berlindung dan bersembunyi dengan menyampaikan pernyataan politik bahwa kepentingan keamanan nasional atau demi jargon NKRI harga mati, maka separatis, OPM, KKB dan teroris harus ditumpas. Sebenarnya, kepetingan ekonomi dan bisnis, mitos-mitos harus dirawat dan dijaga ketat dengan kekerasan moncong senjata.”
Mitos-mitos, hoax, stigma dan label itu hanya sebagai Topeng, Tameng dan Wayang yang diproduksi, dipakai atau digunakan oleh penguasa kolonial Indonesia untuk menyembunyikan akar konflik Papua-Indonesia, yaitu: Rasisme, Fasisme, Militerisme, Kapitalisme, Kolonialisme, Ketidakadilan, Pelanggaran Berat HAM, Pelaksanaan Pepera 1969 yang tidak demokratis yang dimenangkan ABRI (kini: TNI).
Waa…Waa…Waa….
Ita Wakhu Purom, 3 Agustus 2021