Home /  West Papua Church Council

Sunday, 1 August 2021 - 20:38 WIB

Dewan Gereja Papua (WPCC) Menolak Pelabelan Opm Label Teroris Oleh Kolonial Indonesia

Papua Council of Churches, Pdt. Dorman Wandikbo (President GIDI), Pdt. Andrikus Mofu, M.Th (Ketua Sinode GKI di Tanah Papua), Pdt. Dr. Benny Giay (Ketua Sinode Kingmi Papua), dan Pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA (Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua)

Papua Council of Churches, Pdt. Dorman Wandikbo (President GIDI), Pdt. Andrikus Mofu, M.Th (Ketua Sinode GKI di Tanah Papua), Pdt. Dr. Benny Giay (Ketua Sinode Kingmi Papua), dan Pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA (Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua)

DEWAN GEREJA PAPUA (WPCC) MENOLAK PELABELAN OPM LABEL TERORIS OLEH KOLONIAL INDONESIA

(dibaca dalam buku: “KAMI BUKAN BANGSA TERORIS” karya Gembala Dr. Socratez S.Yoman,MA).

“…Bapak Presiden sudah menetapkan OPM sebagai “teroris”, sehingga, kami, Dewan Gereja Papua menolak keputusan Pemerintah Republik Indonesia yang menetapkan OPM sebagai teroris; karena ini pertanda Pemerintah Republik Indonesia yang anggota Dewan HAM PBB masih menggunakan Tatapan Kolonial. Pemerintah Indonesia masih miskin pemikiran dan pendekatan kemanusiaan di Papua, walaupun membela HAM rakyat Palestina dan Roningha di Myanmar di depan Forum-forum PBB dan Forum Internasional lainnya.” ( Yoman, 2021:152).

(Dibaca dalam buku: “KAMI BUKAN BANGSA TERORIS” karya Gembala Dr. Socratez S.Yoman,MA).
  1. Apakah OPM pernah membom Gereja atau Masjid  di Makassar, Jawa atau Sumatra?
  2. Kami juga bertanya apakah OPM pernah membom  Mal atau stasion kereta api di Jakarta, Surabaya, London, New York, Paris, Malaysia atau Sydney dengan bekerja sama dengan ISIS, Jemaah Islamiah, dan HTI di Indonesia?
  3. Apakah OPM terbukti bekerja sama dengan: Alqaedah, Jemaah Islamiah, ISIS, HTI di Indonesia yang mensuplay senjata untuk OPM? Yang kami Dewan Gereja Papua (WPCC) baca di Media di Tanah Papua ialah: Oknum aparat di beberapa wilayah sudah terbukti menjual senjata dan amunisi kepada OPM; Apakah OPM binaan TNI-POLRI atau OPM benaran?
  4. Terkait kemungkinan OPM sudah terlibat dalam pemboman di Asia, Eropa, Amerika, kami juga bertanya kepada komunitas internasional: Apakah OPM bekerja sama dengan Jemaah Islamiah, ISIS membom New York dan Madrid dan kota lain? Apakah bapak Presiden sudah berkonsultasi dengan DPR RI, atau Negara lain sebelum OPM ditetapkan sebagai Teroris? Ataukah ini hanya permainan untuk keamanan Republik Indonesia ke depan:
BACA JUGA  DEWAN GEREJA PAPUA (WPCC) MENDUKUNG ULMWP SEBAGAI RUMAH BERSAMA PERJUANGAN KEADILAN, MARTABAT KEMANUSIAAN, HAK POLITIK UNTUK PERDAMAIAN PERMANEN RAKYAT & BANGSA WEST PAPUA

a. membunuh pendatang atau membakar Medjid di Tanah Papua (yang belum pernah terjadi) dan menuduh atau mengaku Teroris Papua pelakunya?

b. ataukah Penetapan OPM sebagai Teroris ini dalam rangka menyiapkan OPM binaan TNI-POLRI menjadi pelaksana dari program ini; dan menuduh OPM teroris Papua sebagai pelakunya?

d. apakah ini trik atau taktik untuk mencegah Anggota Dewan HAM PBB yang sedang ditekan 85 Negara untuk kunjungi ke Tanah Papua? (Yoman, 2021:153-154).

Dalam Prolog buku ini, Usman Hamid menegaskan:

“Definisi tentang terorisme di dalam peraturan perundang-undangan kita sangat longgar. Produser penetapan organisasi teroris ini pun terasa janggal karena tidak mengikuti mekanisme hukum yang berlaku.” (Yoman, 2021: xii).

BACA JUGA  The incident which took place on August 16, 2021, when Rev. Dr. Benny Giay, Chair of the Kingmi Synod in Papua and also Moderator of the Papuan Church Council (WPCC

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Haji Dr. Mahfud, MD atas nama Negara Republik Indonesia melabelkan rakyat dan bangsa Papua Barat “teroris” pada 29 April 2021. Pernyataan pelabelan itu sebagai berikut:

“Pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris.”

Sebaliknya, “rakyat dan bangsa Papua Barat menganggap bahwa pemerintah Indonesia, TNI dan Polri yang menduduki dan menjajah serta melakukan kekerasan secara sistematis, terstruktur, terlembaga, masif dan kolektif yang berbasiskan
RASISME dan KETIDAKADILAN yang menyebabkan PELANGGATAN BERAT HAM sejak 1 Mei 1963 hingga memasuki tahun 2021 ini dikategorikan sebagai teroris.” (2021:130).

Akar konflik Papua dengan Indonesia ialah Rasisme, Fasisme, Militerisme, Kapitalisme, Kolonialisme, Ketidakadilan, dan Pelanggaran Berat HAM.

Topeng dan Tameng atau Wayang penguasa kolonial modern Indonesia, TNI-Polri yang menyembunyikan akar konflik Papua dengan Indonesia: Mitos, Stigma atau Teroris yang diproduksi Pemerintah, TNI-Polri, yaitu: separatis, makar, opm, kkb, dan teroris. (2021:119-124).

Siapa sebenarnya bangsa teroris? (Yoman: 2021: 125-129).

Doa dan harapan penulis, buku ini menjadi berkat bagi para pembaca.

Minggu,  Ita Wakhu Purom,1 Agustus 2021

Hubungi: Maiton Kiwo/Gurik: 081258915274

Penulis: 08124888458

Share :

Baca Juga

West Papuan Council of Churches

 West Papua Church Council

Position Of The  West Papua Council Of Churches  (WPCC) Concerning Indonesia-Papua Vertical Conflict

 West Papua Church Council

DEWAN GEREJA PAPUA (WPCC) MENDUKUNG ULMWP SEBAGAI RUMAH BERSAMA PERJUANGAN KEADILAN, MARTABAT KEMANUSIAAN, HAK POLITIK UNTUK PERDAMAIAN PERMANEN RAKYAT & BANGSA WEST PAPUA
Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.

 West Papua Church Council

The incident which took place on August 16, 2021, when Rev. Dr. Benny Giay, Chair of the Kingmi Synod in Papua and also Moderator of the Papuan Church Council (WPCC
West Papuan Council of Churches

 West Papua Church Council

Posisi Dewan Gereja Papua (WPCC) Tentang Penyelesaian Konflik Vertikal Indonesia-Papua
Papua Church Council

 West Papua Church Council

Dewan Gereja Papua (WPCC) Telah Menemukan 13 Akar Konflik Indonesia-Papua

 West Papua Church Council

Dewan Gereja Papua: Jeda Kemanusiaan dan Para Pihak dan Kasus Enembe
West Papuan Council of Churches

 West Papua Church Council

Dewan Gereja Papua (WPCC) Mendukung Penuh Perundingan Damai Presiden RI Dengan Kelompok Pro Referendum (ULMWP) Dimediasi Pihak Ketiga Yang Netral