Home / Preaching

Sunday, 31 July 2022 - 10:05 WIB

Dilarang Menjual Tanah Atau Jangan Memnjual Tanah

Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua. Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua. Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Refleksi : Minggu, 31 Juli 2022 : Jemaat Baptis Ita Wakhu, Numbay-Tabi.

DILARANG JUAL TANAH ATAU JANGAN MENJUAL TANAH

“Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku” (Imamat 25:23)

Oleh : Gembala DR. A.G.Socratez Yoman

Saudara-saudara, imamat rajani dan orang-orang kudus dan beriman, saya perlu sampaikan pada kesempatan ini tentang filosofi hidup Orang Lani tentang TANAH.

“FILOSOFI HIDUP ORANG LANI TANAH ADALAH KEHIDUPAN KAMI. Tanah sebagai kekayaan dan warisan sangat berharga dalam hidup orang Lani. Tanah sebagai sumber hidup orang Lani. Tanah sebagai Mama orang Lani. Tanah sebagai roh orang Lani. Tanah sebagai investasi dan modal hidup anak dan cucu Orang Lani. Karena itu, tidak ada alasan untuk Jual Tanah atau Serahkan Tanah kepada siapapun, alasan apapun dan kepentingan apapun.”

Menjual Tanah berarti kita menyerahkan dan mengantungkan hidup kita di tangan orang-orang Pendatang.

  • 👉 Menjual Tanah betarti kita menanam kemiskinan dan kemelaratan seumur hidup.
  • 👉 Menjual Tanah berarti kita menghancurkan masa depan anak dan cucu kami.
  • 👉 Menjual Tanah berarti kita membunuh masa depan anak dan cucu kami.

Setelah ada Pernyataan Iman dari Uskup Keuskupan Timika alm. Mgr. John Philipus Saklil, Pr, kita semua disadarkan dari ketidaksadaran dan dari kenyamanan dan kemapanan semua dan zona nyaman yang hampa. 

Alm. Uskup John  Saklil pernah menyatakan :

“Rakyat Papua bisa hidup tanpa uang, tapi mereka tidak bisa hidup tanpa tanah.”

Beliau menambahkan :

“Orang Asli Papua harus hidup dengan hasil olah atau kerja kebun, tetapi jangan hidup dengan hasil jual TANAH.”

Pada 1 September 2018, kita disadarkan kembali oleh alm. Uskup Saklil, bahwa ia menolak dengan tegas Program Transmigrasi di Papua, termasuk di Kabupaten Mimika dengan alasan apapun, termasuk kepentingan pemekaran. 

“Untuk apa program itu ada kalau hanya menggusur masyarakat lokal ? Karena itu, pada prinsipnya Gereja tidak setuju dengan program transmigrasi bukan hanya di Mimika, tapi juga di seluruh Tanah Papua.”

Uskup lebih jauh menegaskan :

“Aneh sekali kalau program transmigrasi dianggap sebagai solusi. Justru itu yang menyebabkan kerusakan sumber kehidupan masyrakat lokal. Dusun-dusun masyarakat lokal habis.”

Ia memperkuat dan mendukung pernyataan Gubernur Papua.

”Gubernur juga tidak setuju, karena masuknya Transmigrasi itu, maka warga lokal akan semakin tersisih dan menjadi kaum minoritas di tanahnya sendiri. Transmigrasi ini juga akan menimbulkan konflik karena timbul kecemburuan sosial. Transmigrasi tidak bisa menjawab persoalan itu.”

Alm. Uskup Saklil sebagai wajah TUHAN yang nyata telah menghadirkan Kerajaan Allah di bumi nyata.

Mantan Uskup Timika ini hadirkan Injil di bumi Papua.

“Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10).

Alm. Uskup Saklil menjadi suara dan wajah Tuhan yang nyata di bumi Papua.

BACA JUGA  Perdebatan Tuhan Allah Dengan Pendeta Di Sebuah Meja Perundingan Rohani

“Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka”
(Amsal 31:8-9).

Mengapa Uskup berdiri untuk umat Tuhan di West Papua sebagai kepanjangan tangan Tuhan Yesus ?

Karena, “…Air mata orang-orang tertindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena dipihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan”(Pengkhitbah 4:1).

“Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena Pejabat yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka” (Pengkhotbah 5:7).

Kongres Gereja Baptis Papua melarang menjual Tanah Salah satu keputusan Kongres ke-18 Gereja Baptis Papua pada 11-14 Desember 2017 di Wamena ialah dilarang menjual tanah di wilayah pelayanan Baptis, terutama di kabupaten Lanny Jaya. Karena sebelum ada kabupaten Lanny Jaya, wilayah ini sejak 28 Oktober 1956 adalah milik Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua.

Siapapun dan dengan alasan apapun, Tanah di wilayah Baptis di Kabupaten Lanny Jaya tidak ada yang dijual. Semua aset, terutama tanah yang digunakan Pemerintah/Aparat Keamanan akan direnegosiasi (dibicarakan) ulang. Tanah tidak akan dijual tapi disewa dan dikontrak.

Sikap Uskup Timika dan Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua dalam upaya menegakkan apa yang disampaikan oleh TUHAN Allah kepada Manusia pertama, Adam, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kejadian 2:15).

Dalam perintah TUHAN sangat jelas, yaitu taman Eden Papua ini bukan untuk dijual, bukan untuk Transmigrasi, bukan untuk bangun Basis TNI/Polri dan Bangunan lain-lain. Taman Eden di Papua diberikan TUHAN kepada Orang Asli West Papua untuk USAHAKAN dan MEMELIHARA.

TUHAN memberikan kuasa, mandat dan tanggungjawab kepada kita supaya memelihara & mengusahakan : bangun rumah, buat kebun, buat kandang ternak babi, dll.

Kutuk, malapetaka, murka dari TUHAN Allah turun-temurun kepada orang-orang yang melanggar Firman TUHAN & dan jual Tanah. 

Karena bagi orang yang menjual Tanah adalah orang yang tidak berhikmat dan tidak berakal budi. Orang yang menjual Tanah adalah orang tidak berilmu dan bodoh. Orang yang menjual Tanah adalah yang menciptakan kemiskinan pemanen untuk anak dan cucunya. 

  • Orang menjual Tanah adalah orang yang menjadikan anak dan cucunya menjadi budak-budak dan pengemis abadi di atas tanah leluhur mereka.
  • Orang yang menjual Tanah adalah orang yang tidak menghormati TUHAN dan leluhur/nenek moyangnya.
  • Orang yang menjual tanah mengantungkan hidup dan harapan semu/sia-sia kepada orang-orang pendatang.
  • Orang yang menjual tanah adalah orang-orang yang menjual tulang belulang leluhur dan nenek moyangnya.

Terkutuklah mereka yang menjual tanah…!!!

  • Tanah adalah mama/ibu kita.
  • Tanah adalah hidup kita.
  • Tanah adalah kekayaan sangat berharga bagi anak dan cucu kita.
  • Tanah adalah investasi dan tabungan dan kekayaan masa depan anak dan cucu kita.
BACA JUGA  KHOTBAH DENGAN TEMA: APAKAH GEREJA DITUTUP KARENA VIRUS CORONA/COVID 19 ?

Dengan dasar ini, Saya berkampanye :

“TANAH JANGAN DIJUAL ATAU DILARANG JUAL TANAH.”

TUHAN Allah menugaskan kepada Adam dan Hawa dan kita semua sekarang supaya Taman Eden Papua ini diusahakan dan dipelihara bukan untuk dijual dan diserahkan kepada orang-orang pendatang.

“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dalam taman Eden (Tanah Papua) untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (taman Papua)”
(Kejadian 2:15).

GEREJA harus ingat pernyataan iman Bapak Barnabas Suebu, SH, sebagai berikut :

“Walaupun ada 5 Provinsi, 10 Provinsi, 20 Provinsi di atas TANAH Papua, tetapi Gereja Kristen Injili tetap satu di atas TANAH Papua. Karena Gereja Kristen Injili di TANAH Papua adalah satu-satunya benteng terakhir bagi Orang Asli Papua untuk mempertahankan hak hidup, dan kelanjutan hidupnya di NEGERI yang TUHAN anugerahkan kepadanya. Di NEGERI yang kini sedang menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di tengah-tengah bangsa yang besar ini.”
(Barnabas Suebu, SH, di Pantai Serfambai Waren, Waropen, Minggu, 27 Juli 2022).

Apa makna yang dikandung dalam pesan ini ?

Salah satu pesan ialah Gereja sebagai BENTENG Terakhir bagi Penduduk Asli Papua harus berdiri kokoh dan kuat di tengah-tengah Orang Asli Papua untuk bersuara di mimbar-mimbar suci untuk sampaikan suara profetis kepada umat Tuhan, supaya JANGAN JUAL TANAH.

KESIMPULANNYA :

✍ Orang menjual TANAH berarti menjual diri untuk menjadi miskin permanen di TANAH sendiri.

✍ Menjual TANAH berarti mengutuk diri dan keturunannya.

✍ Menjual TANAH berarti menjual MAMA.

✍ Menjual TANAH berarti kehilangan sumber kehidupan selama-lamanya.

✍ Menjual TANAH berarti kematian anak dan cucu.

✍ Menjual TANAH berarti melanggar perintah TUHAN, yaitu memelihara dan mempergunakan TANAH
(Kejadian 2:15).

✍ Menjual TANAH berarti hidup dengan belas kasihan orang asing.

✍ Menjual TANAH berarti menjadi budak bangsa kolonial seumur hidup.

✍ Menjual TANAH berarti kecelakaan dan bencana maut untuk anak dan cucu.

✍ Menjual TANAH berarti tidak ada masa depan bagi anak dan cucu.

✍ Menjual TANAH berarti menjadi orang-orang terkutuk dari TUHAN dan dari leluhur. Sebaliknya, Jaga TANAH dan tidak menjual TANAH berarti orang-orang yang memelihara kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan seumur hidup.

Doa dan harapan saya, REFLEKSI singkat ini memberikan pencerahan dan sekaligus menjadi berkat serta MENEGUHKAN bagi  semua umat Tuhan, khusus Penduduk Orang Asli Papua.

Tuhan memberkati.

Terima kasih.

Ita Wakhu Purom, Minggu, 31 Juli 2022

Penulis : Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.

  1. Anggota : Dewan Gereja Papua (WPCC).
  2. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
  3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).

NO HP/WA : 08124888458

Share :

Baca Juga

Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Preaching

Kasih Itu Bukan Kata-Kata Manis Tapi Pengorbanan Atau Perbuatan Nyata

Preaching

APAKAH DAMAI NATAL TELAH HILANG DI NDUGA, INTAN JAYA DAN PUNCAK-PAPUA DENGAN STIGMA SEPARATIS, MAKAR, OPM DAN KKB ?
Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA

Preaching

Hubungan Kehidupan Harmonis  Orang Asli Papua Dengan Leluhur  Diputuskan Atau Dihancurkan Oleh Misionaris Asing, Gereja  Dan Penguasa Kolonial  Modern Indonesia
pdt-socratez-sofyan-yoman

Preaching

Refleksi Firman Tuhan Dalam Rangka HUT Ke-65 Pekabaran Injil Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP) pada 28 Oktober 1956-28 Oktober 2021
image

Preaching

Wajah Gereja Baptis: Siapa Itu Gereja Baptis? Apa Itu Gereja Baptis? Refleksi Iman Dalam Rangka 65 Tahun Gereja Baptis Di Tanah Papua 28 Oktober 1965-28 Oktober 2021.
pdt-socratez-sofyan-yoman

Preaching

Sudah Waktunya Kekuatan Injil Bersuara Mendukung Perjuangan Kemerdekaan Papua Barat
pdt-socratez-sofyan-yoman

Preaching

Renungan : Kesombongan & Kerendahan Hati ( Baian 1)

Preaching

Kemiskinan Dan Kemelaratan Orang Asli Papua  Di Atas Kekayaan Sumber Daya Alam Dan Laut  Yang Melimpah