Home / Reality/Fact

Tuesday, 18 January 2022 - 07:40 WIB

H.A. Hendropriyono Menghina, Melecehkan Dan Merendahkan Martabat Orang Manado Dan Orang Papua

Jenderal (Purn) TNI Prof. Dr. Ir. Drs. H.Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H. S.E., S.I.P., M.B.A., M.A., M.H.,

Jenderal (Purn) TNI Prof. Dr. Ir. Drs. H.Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H. S.E., S.I.P., M.B.A., M.A., M.H.,

Fakta/Realitas

H.A. HENDROPRIYONO MENGHINA, MELECEHKAN DAN MERENDAHKAN MARTABAT ORANG MANADO DAN ORANG PAPUA

Oleh Gembala Dr. Socratez S. Yoman,MA

Jenderal (Purn) TNI Prof. Dr. Ir. Drs. H.Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H. S.E., S.I.P., M.B.A., M.A., M.H., lebih dikenal A.M. Hendropriyono adalah salah satu tokoh intelijen dan militer Indonesia.

Abdullah Mahmud Hendropriyono dengan terbuka melecehkan, menghina dan merendahkan martabat dan harga diri orang Manado dan orang Papua. Hendropriyono dengan semangat rasisme dan fasisme semaunya sendiri mau mengatur manusia Manado dan Manusia Papua. Dalam pandangannya orang-orang Manado dan orang-orang Papua bukan manusia dan  berada dibawah ketiaknya atau dibawah sepatu larznya dan dengan seenak perut mau mengatur dan pindahkan atau transmigraskan orang Manado ke Papua dan orang Papua ke Manado.

Abdullah Mahmud Hendropriyono juga menjelaskan dan mengakui secara terbuka bahwa pemekaran kabupaten dan provinsi di seluruh Tanah Papua  dari Sorong-Merauke selama ini adalah tujuan untuk meredam pemberontakan dan perjuangan politik rakyat dan bangsa Papua Barat untuk merdeka.

Komunikasi politik Abdullah Mahmud Hendropriyono di didepan publik telah membutikan bahwa pemerintah Indonesia sejak 1 Mei 1963 mempunyai niat buruk dan jahat untuk menghilangkan, meniadakan dan memusnahkan penduduk asli Papua, pemilik Tanah Papua dengan mengirimkan orang-orang luar dalam bentuk program transmigrasi dan pemekatan kabupaten dan provinsi.

BACA JUGA  Topeng-Topeng Rasisme, Kolonialisme, Militerisme, Kapitalisme Penguasa Kolonial Modern Indonesia Di Papua Barat

Pemekaran provinsi boneka di Papua untuk kepentingan meredam perjuangan rakyat dan bangsa Papua Barat untuk penentuan nasib sendiri.

Apakah pemekaran provinsi dengan murni  tujuan politik ini pendekatan yang tepat dan efektif?

Jawabannya: TIDAK! 

Walaupun menurut Abdullah Mahmud Hendropriyono melecahkan, menghina, merendahkan kami berjumlah tidak lebih dari 2 juta orang:

“KAMI MASIH HIDUP DAN ADA DI ATAS TANAH LUHUR KAMI.”

Kami ingatkan pak Abdullah Mahmud Hendropriyono, penguasa Indinesia berwatak kolonial, barbar, kruminal, rasis, fasis, pencuri, perampok, penjarah, pembunuh, TIDAK akan menghilangkan kami dari atas TANAH leluhur kami.

Karena mata TUHAN sedang tertuju kepada semua orang yang berniat baik untuk sesamanya maupun berniat buruk.

Penulis mengutip penyataan Abdullah Mahmud Hendropriyono, sebagai berikut:

“Kalau dulu ada pemikiran sampai 7 provinsi. Yang diketengahkan selalu syarat-syarat untuk suatu provinsi. Yah, ini bukan syarat suatu provinsi, syarat untuk meredam pemberontakan.  Itu. Ini masalah keamanan dan masalah politik. Bukan begini. Ini masalah keamanan dan masalah politik. Jadi, syarat-syarat administratif seperti itu, ya, nanti  kalau sudah aman bikin syarat-syarat administratif. Begitu loh.  Tidak sampai dua juta pak. Seluruh Irian, tidak sampai dua juta. Makanya saya bilang, usul ini, bagaimana kalau dua juta ini kita transmigrasikan. Ke mana? Ke Manado. Terus, orang Manado pindahin ke sini. Buat apa? Biarkan dia pisah secara ras sama
Papua New Guini. Jadi, dia tidak merasa orang asing, biar dia merasa orang Indonesia. Keriting Papua itukan artinya rambut keriting. Itu, itukan, istilah sebutulnya pelecehan itu. Rambut keriting, Papua, orang bawah. Kalau Irian itukan cahaya yang menyinari kegelapan, itu Irian diganti Papua…”

BACA JUGA  Posisi Dewan Gereja Papua (WPCC) Tentang Penyelesaian Konflik Vertikal Indonesia-Papua

Doa dan harapan penulis, tulisan singkat ini menjadi berkat.

Ita Wakhu Purom, Selasa, 18 Januari 2022

Penulis:

  1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP)
  2. Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC)
  3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
  4. Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).

Share :

Baca Juga

Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Reality/Fact

Dosa-Dosa Dan Kebohongan Para Penguasa Indonesia Terhadap Bangsa Papua
pdt-socratez-sofyan-yoman

Reality/Fact

Sekitar 12 tahun yang lalu, penulis menulis  buku yang berjudul: OPM ? (Otonomi, Pemekaran dan Merdeka)
Image

Reality/Fact

OTONOMI KHUSUS PAPUA MESIN PEMBUNUH, PEMUSNAH DAN PERUSAK MASA DEPAN ORANG ASLI PAPUA
pdt-socratez-sofyan-yoman

Reality/Fact

“Saya Datang Dari Bangsa Lani Untuk Selamatkan Bangsa Lani.” Warisan Otonomi Dan Kedaulatan Harus Diselamatkan Dan Dipertahankan.

Reality/Fact

Sejak Leluhur Tidak Ada Teroris, KKB & Separatis, Tetapi Yang Ada Manusia-Manusia Pemilik Sah Dusun Atau Tanah Papua

Papua

Papua Luka Membusuk & Bernanah Di Tubuh Bangsa Indonesia
Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA

Article

Kado/Hadiah bagi anggota DPR RI dan Pemerintah Indonesia yang betelinga tuli, mata buta dan tidak punya hati nurani dan  manusia-manusia yang telah kehilangan martabat kemanusiaan

Reality/Fact

Jenderal Kelly Kualik Di Mapenduma (1996), Jenderal Daniel Tabuni Di Ilaga (2001), Jenderal Egianus Kogeya Di Paro-Ndugama (2023)