Refleksi Minggu, 1 Mei 2022
IBLIS RAJA ADALAH PEMBOHONG/PENIPU, PEMBUNUH, PENCURI, SOMBONG DAN ANGKUH
Gembala DR. A.G. Socratez Yoman
(Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Papua-WPCC).
“Sadarlah dan berjaga-jagalah. Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti Singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
Dalam konteks Papua, rakyat dan bangsa Indonesia dan rakyat dan bangsa Papua dan juga komunitas internasional dari waktu-waktu disuguhin dengan berita-berita bohong yang bernafaskan rasis, fasis berkultur kekerasan militer.
Kita dijadikan seperti patung yang tidak bergerak, tidak tidak bernafas, tidak ada otak, dan hanya penikmat kebohongan, penipuan, pembunuhan, pencurian, perampokan berjalan telanjang yang disebarluaskan dan dilakukan oleh penguasa Indonesia sejak 19 Desember 1961 dan 1 Mei 1963.
Kita penyembah setia semu dan hampa kepada para pengusa pembohong dan pembunuh umat Tuhan dan juga pencuri harta benda atau kekayaan milik rakyat.
Para penguasa Indonesia menjadi seperti singa yang mengaum-aum dan mencari rakyat yang berjuang keadilan, martabat kemanusian, hak hidup mereka dan kedamaian untuk dibunuh karena mereka dianggap mengganggu kepentingan kekuasaan, kedudukan dan bisnis ekonomi mereka.
Prof. Rocky Gerung, Hari Azhar, Fatia dan Surya Anta Ginting dan masih banyak yang lain, mereka dianggap orang-orang yang mengganggu kepentingan bisnis fan ekonomi para penguasa pembohong, penipu, pencuri dan pembunuh ini.
Wajah Iblis/Setan di Indonesia terlihat dari beberapa kebohongan ini. Saya menulis hanya dua kebohongan dari banyak kebohongan dari para penguasa Indonesia.
“Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P., Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia (Menkopolhukam) membuat kebohongan publik dan ini kejahatan informasi yang dilakukan penguasa yang harus dilawan dan tidak boleh dibiarkan.
1 Mahfud MD berbohong: “82% rakyat Papua meminta pemekaran provinsi.”
Pernyataan ini paradoks, tidak sesuai dengan dinamika, realitas dan fakta dilapangan. Yang benar sesuai proses politik dalam kehidupan rakyat Papua ialah mayoritas rakyat, hampir 99% rakyat Papua tidak setuju pemekaran dan menolak pemekaran provinsi-provinsi boneka di Tanah Papua.
Saya jamin, 99% rakyat Papua tidak setuju dan menolak pemekaran provinsi-provinsi boneka di Papua.
Di Indonesia KEBOHONGAN berjalan telanjang dan itu sudah menjadi gaya hidup para penguasa dan rakyat Indonesia menikmati atas perilaku penguasa yang tidak normal di depan umum ini.
“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18)
- Pada Kamis, 29 April 2021, Mahfud MD, melabelkan orang Papua dengan label teroris.
“Pemerintah sudah menyaring pernyataan-pernyataan yang dikemukakanoleh Ketua MPR, BIN, pimpinan Polri, TNI bahwa banyak tokoh masyakarat dan tokoh adat Papua yang datang ke kantor Kemenko Polhukam, serta pimpinan resmi Papua baik itu pemerintah daerah maupun DPRD yang menyatakan dukungan terhadap pemerintah Indonesia untuk melakukan tindakan yang diperlukan guna menangani tindak kekerasan yang muncul belakangan ini di Papua. Dengan pernyataan mereka itu:
“maka pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan dikategorikan sebagai teroris.”
Iblis yang berwajah manusia di Indonesia dari waktu ke waktu menyebarkan kebohongan, kejahatan dan kekerasan di ruang-ruang publik.
Tetapi, sayang, sebagian besar Gereja-gereja di Indonesia dan di Papua selalu menghibur diri dengan ayat-ayat Firman Tuhan yang indah-indah dan juga menyembunyikan diri dibalik mimbar dengan jubah gembala, pendeta dan pastor.
Sebagai penutup refleksi ini, saya mengutip pernyataan iman dan kemanusiaan sebagai berikut:
“By the way, these are God’s children and they are behaving like animals. They need us to help them recover the humanity the have lost” ( Desmond Tutu, The Rainbow People of God, 1994:124).
Terjemahan bebas sebagai berikut:
“Omong-omong, ini adalah anak-anak Tuhan dan mereka berperilaku seperti binatang. Mereka membutuhkan kita untuk membantu mereka memulihkan kemanusiaan yang telah hilang” (Desmond Tutu, The Rainbow People of God, 1994:124).
Pdt. Dr. Benny Giay kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN-LIPI) pada 26 April 2022, sebagai berikut:
“Separatisme menguat, berarti negara gagal. Apakah kita yang mau ditolong atau negara yang kita tolong? Mengapa Negara persalahkan kami, sementara Negara pelihara OPM dan menjual senjata? Apakah yang diperbaiki itu Indonesia dulu atau kami orang Papua dulu? Jadi, ULMWP itu menjadi rumah kami di luar Negeri untuk menjadi suara kami, karena rakyat mati tiap hari di Papua. “(Pdt. Dr. Benny Giay, 26 April 2022)
Selamat menikmati refleksi ini. Tuhan memberkati.
Waa….Waa….Kinaonak.
Ita Wakhu Purom, Minggu, 1 Mei 2022
========
- Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
- Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
- Anggota: Konferensi Gereja-Gereja⁰ Pasifik (PCC).
- Anggota Baptist World Alliance (BWA).