Artikel: Memahami Akar Konflik Papua
INDONESIA KOLONIAL PRIMITIF DAN RASIS DI ERA MODERN YANG MENDUDUKI DAN MENJAJAH BANGSA PAPUA BARAT SEJAK 19 DESEMBER 1961 SAMPAI TAHUN 2022
Oleh Gembala Dr. Socratez Yoman
“Indonesia sesungguhnya kolonial modern di West Papua” (Dr. Veronika Kusumaryati)
“Kolonialisme, Rasisme, Fasisme, Imperialisme, Kapitalisme, Militerisme, Ketidakadilan, Marginalisasi, Pelanggaran Berat HAM, Genoside, Ecoside, Status Politik & Sejarah Pengintegrasian Papua ke dalam wilayah Indonesia adalah akar sejarah konflik terlama di Asia antara Indonesia dan Papua. Jadi, akar malah BUKAN KESEJAHTERAAN.”
Akar konflik terpanjang dan terlama ini menyebabkan “Papua adalah LUKA MEMBUSUK DAN BERNANAH di dalam tubuh bangsa Indonesia” (Prof.Dr. Franz Magnis & Pastor Frans Lieshout, OFM).
Lagi pula, Rencana Pemekaran Provinsi-Provinsi Boneka Indonesia di Papua Barat adalah operasi militer gaya baru sebagai mesin-mesin pembunuh dan pemusnahan orang-orang asli Papua secara cepat, sistematis, masif dan kolektif dan semakin menambah luka membusuk dan bernanah di dalam tubuh bangsa Indonesia.
Penulis mengutip penyataan Abdullah Mahmud Hendropriyono, sebagai berikut:
“Kalau dulu ada pemikiran sampai 7 provinsi. Yang diketengahkan selalu syarat-syarat untuk suatu provinsi. Yah, ini bukan syarat suatu provinsi, syarat untuk meredam pemberontakan. Itu. Ini masalah keamanan dan masalah politik. Bukan begini. Ini masalah keamanan dan masalah politik. Jadi, syarat-syarat administratif seperti itu, ya, nanti kalau sudah aman bikin syarat-syarat administratif. Begitu loh. Tidak sampai dua juta pak. Seluruh Irian, tidak sampai dua juta. Makanya saya bilang, usul ini, bagaimana kalau dua juta ini kita transmigrasikan. Ke mana? Ke Manado. Terus, orang Manado pindahin ke sini. Buat apa? Biarkan dia pisah secara ras sama
Papua New Guini. Jadi, dia tidak merasa orang asing, biar dia merasa orang Indonesia. Keriting Papua itukan artinya rambut keriting. Itu, itukan, istilah sebutulnya pelecehan itu. Rambut keriting, Papua, orang bawah. Kalau Irian itukan cahaya yang menyinari kegelapan, itu Irian diganti Papua…”
Jenderal (Purn) TNI Prof. Dr. Ir. Drs. H.Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H. S.E., S.I.P., M.B.A., M.A., M.H., lebih dikenal A.M. Hendropriyono adalah salah satu tokoh intelijen dan militer Indonesia
Doa dan harapan penulis, tulisan singkat ini menjadi berkat.
Ita Wakhu Purom, Sabtu, 22 Januari 2022
Penulis:
- Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP)
- Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC)
- Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
- Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).