“RI RAJANYA REKAYASA”
DIDUGA INDONESIA PANDAI MEMAINKAN SKENARIO UNTUK MENCIPTAKAN KONFLIK HORIZONTAL DAN MENGELABUI MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN TERTENTU
Salah satu peristiwa yang disetting oleh kaki tangan NKRI adalah kisah nyata yang terjadi hari Jumat, 18 Februari 2022 pada jam 17.40 Waktu Papua bertempat di Jalan Sosial Sentani di Jayapura.
Awal kejadiannya, ada dua orang pemuda asal Wamena ditodong menggunakan pistol oleh seseorang. Masyarakat setempat menangkap orang yang menodong dua pemuda itu. Lalu masyarakat menanyakan berbagai hal kepada pelaku. Orang yang menodong dua pemuda itu mengaku dirinya bahwa ia adalah anggota kesatuan TNI. Ia adalah orang asli Papua bertugas di Wamena. Ia meminta maaf berkali kali kepada kedua korban penodongan yang ada disampingnya. Salah satu korban memakai baju berwarna hitam di dadanya bergambar komandan Che Guevara berbintang putih. Dalam video itu, kedua korban tidak menampakan wajah kemarahan. Justru kedua korban dengan tenang mengikuti permintaan permohonan maaf dari anggota TNI itu. Bahkan salah satu korban yang berdiri di samping anggota TNI itu, berusaha mengontrol perilaku anggota itu untuk menyampaikan apa yang disetting sebelumnya. Orang orang tertentu yang ada di sekitar anggota TNI yang adalah pelaku juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus, mereka itu juga nampaknya bagian dari skenario yang mereka mainkan.
Terlihat dalam video itu, kedua korban penodongan pistol bersama dengan pelaku penodongan anggota TNI asli Papua dilatih khusus untuk memainkan skenario yang disetting oleh Jakarta melalui kaki tangannya. Setelah pelaku penodongan meminta maaf kepada kedua korban dan masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah Laapoga. Salah satu korban yang berdiri di dekat pelaku itu menjelaskan untuk membela pelaku bahwa “kita orang Papua harus tahu bahwa semua peristiwa pembunuhan secara misteris yang tejadi selama ini dilakukan oleh orang asli Papua. Korban penodongan itu menegaskan lagi bahwa kedok yang selama ini tersembunyi hari ini terbongkar bahwa orang Papua sendiri yang membunuh orang asli Papua, orang sendiri memakai topeng bunuh orang Papua sendiri”.
Dari penegasan salah satu korban penodongan dan dari penampilannya membuktikan bahwa kedua korban itu bagian dari skenario yang dimainkan oleh seorang anggota TNI asli Papua itu, mungkin dibayar khusus oleh RI. Nampaknya, sebagian orang yang ada sekitar kedua korban dan pelaku itu juga adalah bagian dari kaki tangan NKRI yang memainkan skenario itu. Jika benar-benar anggota TNI itu melakukan penodongan, maka kemungkinan besar masyarakat tentu mengkeroyok anggota TNI itu, bahkan kedua pemuda korban itupun tidak ada kemarahan yang nampak di wajahnya, justru dalam video itu pelaku dan kedua korban akrab pertanda mereka sering berteman. (Untuk lebih jelasnya nonton video di bawah ini).
Dengan tujuan apa skenario ini disetting dan dimainkan oleh kaki tangan NKRI? Tujuannya adalah pertama, untuk menciptakan konflik internal orang asli Papua. Kedua, untuk mengelabui masyarakat lokal, nasional dan internasional bahwa semua peristiwa pembunuhan misterius dan penghilangan paksa yang terjadi selama ini oleh NKRI, semua peristiwa itu seolah seolah dilakukan oleh orang asli Papua sendiri; dengan lain kata: ‘RI lempar batu, lalu RI sembunyi tangan’. Ketiga, skenario ini dibuat untuk melengkapi data yang sedang dirampungkan oleh Pemerintah RI untuk menjawab beberapa pertanyaan serius yang diajukan oleh Dewan HAM PBB terkait dengan penghilangan paksa, kekerasan, pembunuhan dan pengungsian.
Disampaikan kepada orang asli Papua bahwa setiap peristiwa yang akan terjadi harus jeli melihat dan memahaminya. Hati hati kita terpancing atau jangan langsung percaya. Karena kebanyakan peristiwa buruk yang terjadi di Tanah Papua tentu disetting oleh kaki tangan NKRI untuk mencapai kepentingan tertentu. Semua ini NKRI lakukan dalam kerangka mempertahankan penjajahan terhadap bangsa Papua.
Negara Indonesia memang rajanya rekayasa. Sejarah berdirinya NKRI saja tambal sulam. Sehingga Negara Indonesia mempertahankan keutuhan NKRI dengan rekayasa di atas rekayasa. Kepada Negara Indonesia kami sampaikan bahwa lebih baik Anda STOP dengan berbagai rekayasa di atas rekayasa yang RI mainkan di Tanah Papua. Karena skenario skenario Anda terang benderang di mata orang asli Papua yang terdidik dalam ilmu pengetahuan dan iman taqwa. Banyak orang asli Papua dengan diterangi hikmat Allah sudah sedang dan akan mampu membongkar semua skenario jahat RI. Zaman ini zaman modern. Dahulu memang NKRI menipu orang tua kami, tetapi sekarang skenario di balik kebijakan apapun, terang benderang di mata orang asli Papua terpelajar maupun orang asli Papua yang punya mata iman rohani dewasa.
Lebih baik RI berhenti memainkan rekasaya. Lalu segera ijinkan Komisaris Tinggi HAM PBB dan UNHCR datang berkunjung ke Papua, jangan RI memakai alasan Covid 19 lagi, karena kami menilai kenaikan angka Covid 19 secara tiba tiba dalam bulan ini hanya rekayasa murni dari pemerintah RI. Pada akhirnya kami mendesak RI dengan jiwa besar rela berunding antara dua bangsa dan dua negara yang setara (Indonesia dan Papua), yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang netral untuk menghentikan genosida, ekosida dan etnosida yang terjadi di Tanah Papua.
Jayapura: Sabtu, 19 Februari 2022.
Oleh: Selpius Bobii, (Koordinator JDRP2).