Home / Reality/Fact

Wednesday, 3 August 2022 - 12:02 WIB

Indonesia Tidak Ada Hak Kedaulatan Atas Tanah, Rakyat & Bangsa Papua

Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua. Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua. Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA

Fakta Historis

INDONESIA TIDAK ADA HAK KERDAULATAN  ATAS  TANAH, RAKYAT & BANGSA PAPUA

“Dulu, di Sekokah Dasar (SD) sampai  Sekolah Menengah Atas (SMA), saya berpikir, Papua itu benar-benar bagian dari wilayah Indonesia. Tapi, sekarang, semuanya itu omong kosong.”

Oleh DR. A G. Socratez Yoman,MA

Apakah benar bangsa Indonesia tidak ada hak kedaulatan atas TANAH, rakyat dan  bangsa Papua Barat?

Jawabannya: Ya, benar, bangsa Indonesia tidak ada hak kedaulatan atas TANAH rakyat dan bangsa Papua Barat.

Karena, rakyat dan bangsa Papua Barat tidak atau belum pernah menerima, mengakui dan  melegitimasi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia  menganeksasi dan  merampok TANAH Papua dan menduduki,menjajah dan memusnahkan bangsa Papua dengan moncong senjata.

Bangsa Indonesia tidak ada kedaulatan atas bangsa Papua terbukti dengan beberapa alasan sebagai berikut:

  1. Pada 19 Desember 1961 Indonesia aneksasi atau invansi militer atas kedaulatan dan kemerdekaan rakyat dan bangsa Papua Barat 1 Desember 1961.
  2. Perjianjian New York 15 Agustus 1961 tidak melibatkan Orang Asli Papua.
  3. Perjanjian Roma 30 September 1962 tidak melibatkan Orang Asli Papua.
  4. Pepera 1969 dimenangkan oleh militer Indonesia dsngan moncong senjata dan tidak memberikan kesempatan kepada Orang Asli Papua.
  5. Otsus Nomor 21 Tahun 2001 hampir 98% Penduduk Orang Asli Papua tapi dilaksanakan dengan pemaksaan.
  6. Akal-akalan UP4B dari Presiden Haji DR. Bambang Susilo Yudhoyono untuk melayani tekanan komunitas Internasional tentang kegagalan pelaksanaan Otsus Nomor 21 Tahun 2001.
  7. Evalusi Otsus Nomor 21 Tahun 2001 tanpa melibatkan Penduduk Orang Asli Papua dan penguasa kolonial modern Indonesia menentang atau menginjak-injak undang-undangnya sendiri.
  8. 9.Otsus jilid 2 Nomor 2 Tahun 2021 diproses dan disahkan tanpa melibatkan Penduduk Asli Papua.
  9. DOB (Daerah Otonomi Baru) Boneka Indonesia tanpa melibatkan Penduduk Asli Papua dan diproses dan disahkan dan dipaksakan oleh bangsa Indonesia
  10. Penguasa Indonesia memproduksi mitos-mitos, stigma dan label: GPK, GPL, separatis, makar, OPM, KKB dan teroris sebagai upaya untuk mempertahankan legitimasi palsu di atas Tanah Papua.
  11. Dari nomor 1 sampai 11 terbukti, bahwa tidak ada keterlibatan Orang Asli Papua yang punya hak atas TANAH ini sebagai bentuk PENERIMAAN, DUKUNGAN DAN LEGITIMASI keberadaan Indonesia.  Bangsa Indonesia tidak ada kedaulatan atas rakyat dan bangsa Papua Barat.
  12. Indonesia menduduki, menjajah, menindas, memininggirkan dan memusnahkan Penduduk Asli Papua dengan kedaulatan semu yang diperkuat dengan semangat rasismse, fasisme, militerisme, kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme dan ketidakadilan.
  13. Bangsa Indonesia mencari kedaulatan dan legitimasi PALSU dengan membina beberapa Orang Asli Papua untuk head to head  (berhadap-hadapan) orang-orang asli Papua dengan saudara-saudara mereka.
    Contoh: Wempy W Wetipo dibuat tamenng Indonedia dikirim untuk berhadapan dengan saudara-saudaranya yang menolak DOB.  Nick Messet berhadapan  dengan Tuan Benny Wenda Ketua ULMWP di wilayah Pasifik.
  14. Apakah mengajarkan  secara paksa sejarah Indonedia,  hafal pahlawan  Indonesia, hafal Pancaslia, UUD45, Bhineka Tunggal Ika, hormat bendara merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu Satu Nusa Satu Bangsa,  lagu Dari Sabang sampai Merauke, lagu Ibu kita Kartini, ini bisa dikatakan kedaulatan Indonesia atas bangsa Papua?
BACA JUGA  Papua Luka Membusuk & Bernanah Di Tubuh Bangsa Indonesia

Dr. George Junus Aditjondro (alm) mengatakan: “Dari kaca mata lebih netral, hal-hal apa saja yang dapat membuat klaim Indonesia atas daerah Papua Barat ini pantas untuk dipertanyakan kembali” (Cahaya Bintang Kejora: 2000:8).

BACA JUGA  POLITIK ADU-DOMBA & PEMISAHAN KEUTUHAN ORANG ASLI PAPUA DENGAN RENCANA PEMEKARAN PROVINSI BARU DI PAPUA YANG TIDAK RASIONAL DAN REALISTIS KARENA JUMLAH PENDUDUK PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT HANYA 4.392.024 JIWA

Robin Osborn mengungkapkan: “…bahwa penggabungan daerah bekas jajahan Belanda itu ke dalam wilayah Indonesia didasarkan pada premis yang keliru, yaitu ketika 1.025 orang delegasi yang dipilih oleh pemerintah dan militer Indonesia memberikan suara mereka dibawah pengawasan PBB diartikan sebagai aspirasi politik dari seluruh masyarakat Papua Barat. Kini, premis ini diragukan keabsahannya berdasarkan hukum internasional” (2000:×××).

Sementara Pdt.  Dr. Karel Phil Erari dengan tegas mengatakan: “Secara hukum, integrasi Papua ke dalam NKRI bermasalah.

Yang jelas dan pasti: Indonesia tidak ada kedaulatan di Tanah Papua. Karena tidak ada keterlibatan, persetujuan, dukungan dan legitimasi rakyat dan bangsa Papua.  Mayoritas 98% rakyat dan bangsa Papua Barat menolak pendudukan dan penjajahan yang ilegal di atas TANAH Papua.

Penggabungan Papua ke dalam wilayah Indonesia adalah persetujuan bangsa-bangsa asing dan bangsa pencuri, perampok dan pembunuh, yaitu:  Indonesia dan Belanda yang dimediasi Amerika Serikat untuk tujuan merampok tambang di Mimika (Tembagapura). Hanya motif ekonomi dan politik, bangsa Indonesia ada di Tanah Papua tanpa dukungan dan legitimasi Penduduk Orang Asli Papua.

Doa dan harapan saya, bahwa tulisan  ini membuka perspektif baru bagi para pembaca.

Selamat membaca. Tuhan memberkati.

Ita Wakhu Purom,  31 lJuli 2022

Penulis:

  1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
  2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
    3  Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
  3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).

NO HP/WA: 08124888458

Share :

Baca Juga

Foto Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua

Papua

Pemerintah Indonesia Dan DPR RI Adalah Separatis
pdt-socratez-sofyan-yoman

Reality/Fact

Gereja Membisu Dan Diam Yang Memelihara Kejahatan Negara Di Papua

Reality/Fact

TNI-PORLI Sibuk Blokir Demo Rakyat Papua,  Menteri Dalam Negeri Dan DPR RI Sibuk Urus Pemekaran Provinsi-Provinsi Boneka Di Papua , Tetapi Diplomasi Luar Negeri Belum Berhasil Diblokir Dan  Dukungan  Komunitas Internasional Terus Meningkat Dari Waktu Ke Waktu
Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA

Reality/Fact

Rasisme,  Fasisme Dan Militerisme Adalah Jantung Atau Akar Persoalan Konflik  Antara Bangsa Indonesia & Bangsa Papua
PGBBWP

Reality/Fact

Indonesia Sedang Menuju Kehancuran Dan 99% Rakyat Papua Menolak Pemekaran Provinsi Boneka Indonesia Di Tanah Papua 
Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA

Papua

Rasisme, Kapitalisme, Militerisme Merupakan Akar Konflik Dan Mesin Kekerasan Kolonialisme Indonesia Di Papua Sejak 1 Mei 1963
pdt-socratez-sofyan-yoman

Reality/Fact

BERTEMU SEKALI DAN LANGSUNG AKRAB. MEREKA JUGA BUKAN ORANG BIASA. INTELEKTUAL PAPUA DENGAN KAPASITAS KEILMUAN TERUKUR

Reality/Fact

Kriminalisasi Lukas Enembe Gubernur Papua Murni Kepentingan Politik 2024 Dan Juga Negara Merusak Perjanjian Jedah Kemanusiaan