PARA PENGUASA PEMERINTAH DAN TNI-POLRI SANGAT KELIRU DALAM MEMANDANG PERAN PARA PEMIMPIN GEREJA DI PAPUA
Kekeliruan dan kesalahan terbesar ialah para pemimpin Gereja yang dinilai berseberangan dengan pemerintah/Negara harus didekati supaya tidak berseberangan. Jadi, maksudnya, apakah para pemimpin Gereja harus mendukung para penguasa kolonial Indonesia yang rasis, pembohong, pencuri, pembunuh ini? Ohhh…..maaf, Gereja tidak ada urusan dengan Negara, karena gereja memiliki mandat ilahi dari Tuhan Yesus untuk menggembalakan dan melindungi umat Tuhan. Para pemimpin Gereja HARUS berdiri bersama umat untuk menentang kolonialisme, kapitalisme, militerisme, rasisme, fasisme, ketidakadilan, pelanggaran berat HAM, dan sejarah pepera 1969 yang cacat hukum dan moral yang melawan hukum internasional.
Para pemimpin Gereja HARUS melawan mitos, label dan stigma: separatis, makar, opm, kkb, teroris yang merendahkan martabat kemanusiaan umat Tuhan. Gereja berpihak kepada rakyat bukan kepada penguasa kolonial yang melakukan proses pemusnahan penduduk asli Papua. Gereja tidak mendukung penguasa kolonial Indonesia yang anti kemanusiaan, anti keadilan, anti kedamaian dan anti demokrasi.”
Penguasa Negara/Pemerintah yang terus menebarkan kebohongan, rekayasa dan kekerasan, serta tidak mengenal kebenaran, keadilan, martabat kemanusiaan, biasanya Negara atau Bangsa itu kehilangan sebagian wilayahnya atau negara itu hancur dan bubar.
Kelihatannya Indonesia berada dalam kondisi seperti ini. Jadi, kita akan saksikan apa yang terjadi ke depan nasib bangsa yang dipimpin oleh para perambok, pencuri, pembunuh dan penipu dan berwatak kriminal, rasis dan fasis serta tamak ini.”
“Kebodohan dan ketidaktahuan rakyat ialah senjata paling ampuh bagi penguasa, sehingga proses kebodohan terhadap orang asli Papua terus dilakukan secara sistemik sejak 1 Mei 1963 sampai 2021 saat ini. Contohnya, semua buku sejarah tentang Papua dibakar penguasa kolonial Indonesia.” (Gembala Dr. Socratez Yoman,MA). Ita Wakhu Purom, 2 Oktober 2021.