PERDEBATAN TUHAN ALLAH DENGAN PENDETA DI SEBUAH MEJA PERUNDINGAN ROHANI
Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman
Pendeta berdoa:
TUHAN, saya minta Engkau memberikan kuasa dan memberkati hamba-Mu dan jemaat-Mu ini.
TUHAN Allah:
Hamba-Ku, Aku sudah memberikan kuasa dan memberkati Manusia pada saat dunia diciptakan. Jangan kamu minta-minta terus. Sepertinya, kamu tidak pernah belajar dengan baik dan teliti isi Firman-Ku. Kamu tidak pernah baca dengan baik Kejadian 1:26-28.
“….supaya mereka berkuasa…..(ay 26) dan…memberkati mereka” (ay. 28).
Pendeta:
Maaf TUHAN, saya harap ada kuasa dan berkat lagi.
TUHAN Allah:
Kamu harus belajar dan mengerti serta sadar baik-baik. Kuasa dan berkat Aku itu kekal dan tidak pernah berubah dan selama-lamanya, abadi. “AKU ADALAH AKU.”
Pendeta:
Saya selama ini berpegang dan percaya Iblis sudah merusak kuasa dan berkat dari TUHAN itu di taman Eden pada saat Iblis menjatuhkan Adam dan Hawa.
TUHAN Allah:
Iblis dan dosa tidak berkuasa merampok, merusak dan menghilangkan kuasa dan berkat Aku. Aku yang Awal dan kekal untuk selama-lamanya.
Pendeta:
Saya percaya, Engkaulah Allah yang berkuasa dan kekal untuk selama-lamanya.
TUHAN Allah:
Aku melihat kamu berbicara tentang kuasa dan berkat itu hanya dari bibirmu dan bukan dari hati kamu.
Pendeta:
Oh….tidak, TUHAN, saya berbicara dari hati. Saya ini pendeta senior, saya terkenal, sudah lama melayani umat-Mu. Seumur hidup saya keliling di TANAH Papua dari Sorong-Merauke, seluruh Indonesia bahkan keliling dunia.
TUHAN Allah:
Karena kamu pendeta senior, sudah melayani dan sudah keliling seluruh Papua, Indonesia dan seluruh dunia, maka Aku bertanya kepada kamu. Kamu harus menjawab jujur kepada Aku.
Apakah kamu pernah dengar atau lihat umat-Ku di Tanah Papua ini sedang berjuang nilai keadilan, martabat kamanusiaan, kedamaian, hak hidup dan hak politik untuk Papua Barat merdeka?
Pendeta;
Ya, TUHAN, saya melihat dan mendengar dan mereka biasanya demo-demo dan mengganggu pelayanan kami dan membuat kekacauan dan mengganggu pemerintah kami?.
TUHAN Allah;
Apakah kamu pernah berdoa di mimbar untuk umat-Ku yang berjuang untuk hak politik mereka untuk merdeka yang kamu katakan demo-demo dan membuat kekacauan dan mengganggu pemerintahmu itu?
Pendeta:
Oh….TUHAN, saya tidak berdoa karena mereka melawan pemerintah, karena pemerintah sebagai hamba Allah atau wakil Allah?
TUHAN Allah:
Siapa yang angkat pemerintah wakil Allah di bumi atau di Tanah Papua ini?
Pendeta:
Itu dalam Alkitab, rasul Paulus berbicara pada orang-orang di Roma. Itu tertulis dalam Roma 13:1-7.
TUHAN Allah:
Kamu harus belajar dan harus tahu Rasul Paulus yang berbicara waktu itu untuk orang-orang di Roma, dan sekarang kamu berbicara apa tentang penderitaan umat-Ku di Tanah Papua. Karena masalah atau persoalan yang dihadapi rasul Paulus di Roma berbeda dengan persoalan yang ada di Tanah Papua saat ini. Era sudah berbeda dan masalah juga sudah berbeda dan bangsa juga sudah berbeda.
Pendeta:
Itu Alkitab yang berbicara dan saya tidak bisa melawan otoritas Alkitab.
TUHAN Allah:
Firman Allah itu ditulis untuk menolong dan membebaskan umat manusia dari belenggu kuasa Iblis dan dosa, belenggu kuasa-kuasa manusia, termasuk membebaskan orang asli Papua dari belenggu kekuatan Indonesia firaun
modern ini.
Aku melihat dari mimbar-mimbar gereja, kumu tidak protes akar kekerasan dan sejarah konflik di Papua seperti: rasisme, fasisme, militerisme, kolonialisme, kapitalisme, ketidakadilan, pelanggaran berat HAM, pemusnahan etnis Papua, perampasan Tanah dan sumber daya alam di Tanah Papua.
Aku melihat dalam doa dari mimbar-mimbar gereja kamu tidak pernah mendoakan para pejuang keadilan, perdamaian dan hak politik rakyat dan bangsa Papua. Tapi, kamu lebih rajin berdoa untuk pemerintah dari pusat sampai di kampung-kampung. Gereja-gereja di Tanah Papua melestarikan, merawat dan memelihara pendudukan, penjajahan, perbudakan, kejahatan, kekerasan dilakukan Negara.
Aku melihat ada Gereja-gereja yang lebih ekstrim memvonis TPN-PB, KNPB, ULMWP sebagai pergerakan Iblis yang melawan pemerintah Indonesia sebagai wakil Allah (Roma 13:1-7).
Aku melihat bahwa gereja-gereja tidak sadar, bahwa penguasa Indonesia, TNI-Polri membunuh orang asli Papua dengan alasan melawan Negara. Perlakuan penguasa Indonesia, TNI dan Polri ini perilaku Iblis atau Setan. Karena Alkitab mengatakan jangan membunuh (Keluaran 20:13).
Apakah di mimbar Gereja, kamu berdoa untuk perjuangan Papua Merdeka di dalam Negeri dan Luar Negeri?
Karena Aku tidak melarang Papua Merdeka. Alkitab tidak melarang Papua Merdeka. Gereja tidak melarang Papua Merdeka.
Yang dilarang Aku TUHAN larang, Firman TUHAN, dan Gereja TUHAN, yaitu jangan membunuh (Keluaran 20:13).
Doa dan harapan kita semua, bahwa perdebatan TUHAN dengan Pendeta ini membuka perspektif baru melihat kekerasan Negara dan tragedi kemanusiaan di depan gereja-gereja di Tanah Papua yang sudah berlangsung selama 61 tahun sampai sekarang.
Ita Wakhu Purom, 24 Juli 2022
Penulis:
- Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
- Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
- Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
- Anggota Baptist World Alliance (BWA).
NO HP/WA: 08124888458