Surat Terbuka
Kepada Yang Mulia Presiden Republik Indonesia
Bapak Ir. Joko Widodo
Di Jakarta
Shalom!
Terimalah salam hormat saya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan juga atas nama Penduduk Orang Asli Papua.
Saya mendengar informasi, bapak Ir. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia akan tiba di Tanah Papua pada 30 Agustus 2022 pada malam hari 8:30.
Saya mau sampaikan Selamat Datang di TANAH ini, Tanah yang penuh dengan air mata, tetesan darah dan penderitaan terlama dan terpanjang.
Saya hargai dan hormati niat baik bapak untuk datang ke-12 atau ke-13 kali ke TANAH ini. Ini bukti perhatihan bapak Ir. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia. Bapak Jokowi mencatat rekor kunjungan terbanyak ke TANAH Papua dari beberapa presiden Indonesia sebelumnya.
Tanpa saya mengurangi rasa hormat dari hati saya, saya mau sampaikan dengan jujur kepada bapak Jokowi. Bapak Ir. Joko Widodo, saya mengharapkan dan juga meminta belajar kepada guru hati nurani, yaitu bapak alm. Abdurrahman Wahid yang dikenal Gus Dur. Bapak Gus Dur menjadi bapak dan guru hati nurani Indonesia dan Papua.
Bapak Gus Dur mengunjungi satu kali pada 31 Desember 1999 dan menyatakan tiga hal penting:
- Nama Irian Jaya diganti atau dikembalikan ke Papua;
- Bendera Bintang Kejora diijinkan berkibar lebih rendah dari bendera merah putih;
- Membantu dana 1 milyar untuk Musyawarah Besar Rakyat Papua pada 23-26 Februari 2000.
Rakyat dan bangsa Papua Barat, khusus Penduduk Orang Asli Papua (OAP) menghormati, mencintai alm. Gus Dur sebagai bapak hati nurani kemanusiaan dan juga bapak yang mengakui dan menghormati martabat kemanusiaan kami.
Sebaliknya, bapak Ir. Joko Widodo berkunjung ke Papua sudah 12 atau 13 kali, tapi kekerasan dan kejahatan Negara dan pelanggaran hak asasi manusia meningkat secara signifikan dan belum ada satu masalah pun diselesaikan. Para pelakunya dilindungi dan ada impunitas dan kekebalan hukum di Indonesia.
Beberapa janji bapak Ir. Joko Widodo tinggal janji kosong dan belum pernah dipenuhi janji-janji itu. Janji-janji Presiden Republik Indonesia sebagai berikut:
- Janji untuk penyelesaian kasus pelanggaran berat HAM di Paniai pada 8 Desember 2014 dimana TNI menewaskan 4 siswa, tapi yang dihukum hanya satu orang pensiunan yang bernama IS. Apakah mantan Komandan Koramil yang bernama IS sendiri menembak mati 4 siswa? Kejahatan ini terjadi pada siang hari dan banyak saksi, bahwa pelaku beberapa anggota TNI, bukan orang tua IS.
- Janji untuk memberikan ijin para wartawan asing untuk berkunjung ke Papua belum terbukti sampai sekarang.
- Pernyataan untuk dialog damai dengan Kelompok Pro-Referendum atau ULMWP pada 31 September 2019 belum terwujud sampai sekarang.
- Indonesia gagal dan masih menutup akses kunjungan Komisaris Tinggi HAM PBB yang sudah didukung oleh hampir 100 Negara, termasuk Uni Eropa.
- Gagal melaksanakan empat akar masalah Papua yang sudah dipetakkan atau dirumuskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI: sekarang: BRIN).
Pertanyaannya ialah penguasa pemerintah Indonesia sembunyikan apa di Papua Barat ini?
Kita harus tunggu, bagaimana sikap dan tanggapan presiden terhadap pembunuhan Orang Asli Papua dengan cara mutilasi pada 22 Agustus 2022 di Timika yang dilakukan anggota TNI.
Nama-nama para pelaku sebagai berikut:
- Helmanto Fransiskus Dakhi (Mayor Inf/11050047561084, Dankima).
- Dominggus Kainama (Kapten Inf/21980300700676, Pasi Intel).
- Pargo Rumbouw (Praka/31120331090892, Tapenggud Pokko Kihub Denma).
- Rahmad Amin Sesse (Pratu/31160607440497, Talog Sima).
- Robertus Putra Clinsman (Pratu/31160273700197, Tamudi 4 Sie Ang Sima).
- Rizky Awaldi Siburian (Pratu/31180428980196, Tagud 3 Ru Bek Ton Belajar Kihub).
- Zainal alias (warga sipil)
- Umam (warga sipil)
- Roy (warga sipil)
Nama-nama korban kekerasan dan krjahatan Negara sebagai berikut:
- Irian Nirigi, Kepala Desa Kenyam
- Arnold Lokbere adik kandung dari Pilot Aptor Lokbere
- Atis Tini
- Kelemanus Nirigi.
Presiden Republik Indonesia bapak Ir. Joko Widodo yang mulia dan terhormat, pada kesempatan saya mengusulkan beberapa langkah kongkrit sebagai berikut:
PERTAMA, Lepaskan Papua menjadi Negara merdeka dan berdaulat sendiri dengan syarat-syarat sebagai berikut:
- Kerjasama di bidang pertahanan keamanan;
- Kerjasama dalam bidang ekonomi dan pendidikan;
- Rakyat Indonesia yang ada di West Papua diberikan jaminan keamanan dan hak hidup;
- Mediasi dan Rekonsiliasi penyelesaian pelanggaran berat HAM untuk menuju perdamaian permanen dan keharmonisan hidup antar dua bangsa sebagai tetangga;
- West Papua dijadikan Negara tujuan tempat Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
- Dana-dana besar untuk biaya operasi militer di Papua dan biaya operasi diplomasi tentang masalah Papua di luar Negeri selama ini, sebaiknya diarahkan dan digunakan untuk membayar atau melunasi hutang-hutang luar Negeri Indonesia yang mencapai 7.000 milyar itu.
- Investasi beberapa jenderal dari TNI dan Polri baik yang masih aktif maupun pensiunan akan dinegosiasikan kembali dengan pendekataan berkeadilan dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
KEDUA, Ijinkan Komisaris HAM PBB berkunjung ke Papua;.
KETIGA, Ijinkan wartawan asing dan diplomat asing berkunjung ke Papua;
KEEMPAT, membuka ruang perundingan damai antar Indonesia dengan ULMWP yang dimediasi pihak ketiga dan ditempat netral, seperti pengalaman Indonesia-GAM Aceh pada 15 Agustus 2005 di Helsinki. Dalam proses perundingan damai dibahas dan sepakati seperti ke tujuh butir yang diusulkan pada bagian PERTAMA.
Yang mulia bapak Ir. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, usulan dalam surat terbuka ini sepertinya tidak mungkin, tapi bangsa yang besar selalu berpikir yang besar dan luas demi PERI KEADILAN DAN KEMANUSIAAN sesuai nilai-nilai Pancasila.
Langkah berani adalah satu kebutuhan mendesak dan prioritas, karena persoalan PAPUA ADALAH “KANKER GANAS, TUMOR KRONIS, BATU KERIKIL, DURI, LUKA MEMBUSUK DAN BERNANAH” DI DALAM TUBUH BANGSA INDONESIA
“Papua adalah LUKA MEMBUSUK di tubuh bangsa Indonesia…(Prof. Dr. Franz Magnis).
“Papua tetaplah LUKA BERNANAH di Indonesia.” (Pastor Frans Lieshout,OFM).
Terima kasih. Tuhan memberkati.
Ita Wakhu Purom, 30 Agustus 2022
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP).
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Amggota: Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC).
4. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
____
Nomor HP/WA: 08124888458