Home / Article

Minggu, 17 Agustus 2025 - 05:45 WIB

80 Tahun Indonesia Merdeka, Tetapi Banyak Korban Yang Masih Berjatuhan Di Tanah Papua

Oleh Theo Hesegem (       Telp.081344553374)

Oleh Theo Hesegem ( Telp.081344553374)

80 TAHUN INDONESIA MERDEKA, TETAPI BANYAK KORBAN YANG MASIH BERJATUHAN DI TANAH PAPUA

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Gagal melindungi masyarakat sipil di Papua, sebagai bagian dari warga negara Indonesia

๐™„. ๐™๐™ช๐™Ÿ๐™ช๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง๐™ฃ๐™š๐™œ๐™–๐™ง๐™–.

Tujuan bernegara di Indonesia, yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Berikut adalah penjelasan lebih detail dari masing-masing tujuan:

  1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia: Tujuan ini menekankan pada upaya negara untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan keselamatan seluruh wilayah dan penduduk Indonesia.
  2. Memajukan kesejahteraan umum: Negara bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal ekonomi, sosial, dan budaya.
  3. Mencerdaskan kehidupan bangsa: Negara bertanggung jawab untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan.
  4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial:

Tujuan ini menunjukkan peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dan keadilan di dunia internasional, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan.

Keempat tujuan ini menjadi pedoman bagi pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia dalam menjalankan roda pemerintahan dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keempat tujuan di atas sebagai landasan bernegara, sebagai warga negara berpikir pemerintah melindungi masyarakat sebagai warga Negara. Namun ulang tahun yang ke 80, Presiden Republik Indonesia merebut anak-anak yang merupakan sebagai masyarakat sipil di Papua.

Dalam rangka hari kemerdekaan 17 Agustus 2025, Pemerintahan yang dipimpin Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah menyakiti hati keluar besar di Dogiyai Provinsi Papua Tengah, sehingga mengalami duka mendalam.

Aksi penembakan yang dilakukan Aparat Militer Indonesia di Dogiyai pada 10 Agustus 2025. Terhadap Yuvensius Degei (14) tahun, Edion Tebai (14) tahun dan Martinus Tebai (14) tahun pada hari Minggu, 10 Agustus 2025 sekitar jam 17.00. Kedua korban (YD & ET) mengalami luka tembak dibagian punggung dan tembus depan sementara dalam keadaan kritis dan Martinus Tebai mengalami luka tembak di bagian paha tembus kemaluan dan meninggal dunia di tempat kejadian.

๐—œ๐—œ. Prabowo Subianto Bertanggung jawab atas korban anak-anak di Dogiyai sebagai kado HUT RI ke 80.

Penembakan pada 10 Agustus 2025, terhadap anak-anak di bawah umur yang dilakukan aparat TNI ( Militer ) di Kabupaten Dogiyai, merupakan bingkisan ulang tahun yang ke 80 dalam rangka 17 Agustus 2025, Hadiah ulang Tahun ini merupakan bingkisan yang berharga menurut Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Namun bingkisan itu sangat menyakiti hati Orang Asli Papua Barat termasuk keluarga korban.

Pandangan yang lain, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, juga Gagal menasehati anggotanya yang bertugas operasi di Papua. Karena tindakan yang dilakukan tidak terukur dan tidak profesional, kegagalan anggota TNI merupakan Kegagalan Presiden Republik Indonesia, termasuk gagal melindungi Warga masyarakat sipil Orang Asli Papua yang merupakan bagian dari warga negara.

Perlakuan dan tindakan yang dilakukan aparat TNI telah menodai, hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke 80. Penilaian saya sebagai pembela HAM terhadap penembakan ini bahwasanya; Aparat TNI tidak Konsisten menjaga keharmonisan hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela HAM ) di Papua Theo Hesegem, mengatakan TNI salah gunakan senjata dengan sangat tidak profesional menjalankan tugas di Papua, karena menembak warga sipil.

Aparat yang telah ditugaskan Presiden Republik Indonesia di Papua, bukan untuk melawan dan menembak warga sipil atau anak-anak di bawah umur, Mereka di tugaskan untuk berhadapan dengan TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat). Herannya justru anak-anak di bawah umur ditembak dengan senjata yang merupakan alat pertahanan negara.

Menurut saya, Penembakan ini juga dilakukan karena mungkin mereka merasa tidak berhasil dalam pengejaran terhadap TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) yang di targetkan.

Pak Presiden dan Wakil Presiden yang mulia, penembakan yang dilakukan aparat Militer Indonesia adalah tindakan yang sangat tidak terukur dan profesional, dan tindakan yang sangat menyakiti hati Orang Asli Papua. Kami rasa menyesal sikap pemerintah yang tidak jelas, terhadap menyelesaikan masalah Papua. Dan anak-anak dibawah umur telah diakhiri masa hidupnya dengan moncong senjata.

๐ˆ๐ˆ๐ˆ. ๐˜ผ๐™ ๐™จ๐™ž ๐™‹๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ก๐™–๐™จ๐™–๐™ฃ

Setelah kejadian pada 10 Agustus 2025, terjadi Pembalasan yang sangat mengejutkan, Aksi pembalasan tersebut dilakukan pada hari Senin, 11 Agustus 2025 sekitar jam 18.10. Di ikadebo, Korban mengalami luka panah dibagian bahu tembus ke belakang, dan TPNPB menyatakan siap bertanggungjawab. Pernyataan yang dimaksud dikeluarkan resmi Oleh Komnas TPNPB pada hari Senin, 11 Agustus 2025.
bahwa kami bertanggung jawab atas aksi penembakan terhadap intelejen Indonesia.

Sebagai Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, minta kepada Presiden Republik Indonesia melihat kasus-kasus ini secara jelih dan berpikir penyelesaiannya. Saya harap seorang Presiden menunjukan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah Papua melalui dialog.

Perlakuan dan tindakan aparat TNI yang tidak profesional akhirnya TPNPB membalas terhadap warga non Papua mengalami korban luka panah, tindakan ini sangat menyakiti hati masyarakat sipil Orang Asli Papua dan Warga Non Papua.

๐™„๐™‘. ๐™‹๐™š๐™ง๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™ฉ๐™–๐™–๐™ฃ ๐™๐™‹๐™‰๐™‹๐˜ฝ

Berikut ini, saya lampirkan laporan dan pernyataan KOMNAS TPNPB terhadap aksi Pembalasan, tindakan aparat TNI yang menembak terhadap anak-anak pada 10 Agustus 2025.

๐™†๐™ช๐™ฉ๐™ž๐™ฅ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™จ๐™š๐™—๐™–๐™œ๐™–๐™ž ๐™—๐™š๐™ง๐™ž๐™ ๐™ช๐™ฉ:

TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai Eksekusi Intelejen Militer Indonesia Di Dogiyai Sebagai Serangan Balasan Atas Penembakan Tiga Pelajar Oleh Militer Indonesia

Siaran Pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Selasa, 12 Agustus 2025

Silahkan Ikuti Laporan Dibawa Ini.!

Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai pada hari Selasa, 12 Agustus 2025 dari Dogiyai bahwa TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai bertangung jawab atas aksi penembakan terhadap seorang intelejen indonesia di Idakebo pada hari Senin, 11 Agustus 2025 sekitar jam 18.10.

Warga tersebut kami mencurigai sebagai intelejen militer pemerintah indonesia karena berani memasuki wilayah operasi TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai disaat kami sedang siaga dan korban mengalami luka panah dibagian bahu tembus ke belakang kami siap bertanggungjawab. Kami menghimbau kepada seluruh warga imigran indonesia untuk berhenti melewati wilayah operasi TPNPB dari Nabire tujuan Puncak Ilaga. Jika ingin selamat dan situasi Dogiyai sedang siaga dari pihak kami dengan militer indonesia dalam siaga bersama setelah aparat militer Indonesia eksekusi tiga pelajar di Dogiyai.

Terkait dengan hal tersebut, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB menghimbau kepada aparat militer indonesia untuk berhenti melakukan aksi-aksi penembakan terhadap warga sipil di Papua. Jika hal itu masih saja terjadi maka seluruh rakyat Papua wajib pula membela diri dan membalas serangan kepada warga imigran indonesia sehinggga kami sampaikan kepada aparat militer indonesia di Dogiyai untuk hentikan penembakan dan pembunuhan terhadap warga kami. Sehingga dengan tegas kami sampaikan kepada aparat militer indonesia untuk hentikan penembakan dan pembunuhan terhadap orang pribumi.

Demikian Siaran Pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Selasa, 12 Agustus 2025 oleh Sebby Sambom Jubir TPNPB OPM.

Penanggung Jawab Komando Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM

Jenderal Goliat Tabuni Panglima Tinggi TPNPB-OPM

Letnan Jenderal Melkisedek Awom Wakil Panglima TPNPB-OPM

Mayor Jenderal Terianus Satto Kepala Staf Umum TPNPB-OPM

Mayor Jenderal Lekagak Telenggen Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM

๐—ฉ. ๐—ฅ๐—ฒ๐—ธ๐—ผ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฌ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐˜€๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐˜‚๐˜๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ป ๐— ๐—ฎ๐—ป๐˜‚๐˜€๐—ถ๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฎ๐—ฝ๐˜‚๐—ฎ ( ๐—ฌ๐—ž๐—ž๐— ๐—ฃ )

  1. Presiden Prabowo Subianto sebagai panglima tertinggi bertanggung Jawab atas Penembakan terhadap anak-anak di Digiyai dan Orang Asli Papua, di Papua dan aksi pembalasan terhadap warga non Papua yang dilakukan oleh TPNPB
  2. Presiden dan Wakil Presiden RI segera mengundang Komisi Ham PBB dan Wartawan Internasional untuk segera melakukan pemantauan ke Papua.
  3. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia segera menyelesaiakan dan membuka diri melakukan dialog yang difasilitasi pihak ke tiga, melalui mekanisme Internasional.
  4. Pelaku Penembakan terhadap ana-anak dibawah umur, segera di proses sesuai hukum yang berlaku di Republik Indonesia

Wamena, 17 Agustus 2025

  1. Pembela HAM Papua
  2. Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua
  3. Ketua Forum Pemberantasan Miras dan Narkoba Provinsi Papua Pegunungan DIREKTUR EKSEKUTIF

Theo Hesegem Telp.081344553374

Share :

Baca Juga

Gembala Dr. Socratez Yoman.MA (Auckland Universityโ€™s Fale Pasifika. May 20, 2016)

Article

Status Quo & Quo Vadis Kekuasaan Kolonialisme Moderen Indonesia Di Papua Selama 62 Tahun Sejak 1963
Gembala Dr. Socratez Yoman.MA

Article

ย Artikel Teologis : Apakah Benar Pemerintah Wakil Allah?
Gembala Dr. Socratez Yoman.MA

Article

West Papua Merupakan Wilayah Pasar Kekerasan Militer Dan Kepolisian Indonesia
Gembala Dr. Socratez Yoman.MA

Article

Apa Artinya Otonomi Khusus Dalam Perspektif Orang Asli Papua?
Gembala Dr. Socratez Yoman.MA

Article

10 Akar Sejarah Konflik Kekerasan Negara Di Papua
(Gambar Buku Ilistrasi)

Article

Penguasa Indonesia & TNI Membakar Buku-Buku Sejarah Papua Sejak 1 Mei 1963 Dan Memaksa Bangsa Papua Menerima Majapahit, Sriwijaya, Pancasila, 17 Agustus 1945, Merah Putih Adalah Sejarah Kolonial Asing Indonesia

Article

Kita Berbeda Dalam Pandangan Ideologi Dan Keyakinan Iman, Tapi, Kita Tetap Bersaudara Dalam Nilai Kemanusiaan & Kesamaan Derajat
Gembala Dr. Socratez Yoman.MA

Article

Kasihilah Musuhmu Tanpa Mengorbankan Iman, Ideologi Dan Nasionalisme